Sabtu, 12 Juli 2014

Bukan Hati Jadi Inspirasi

Tergerak hati tak berjiwa

Berdentum keras bagai seringai auman serigala

Ketika memang baris jemari memicu kecepatan detak jantung terlapis rusuk indah

Aku rasa itu..

Rasa yang jarang ditemui

Menyergap erat bagai ribuan kupudalam sangkar lambung

Memanjat praktis lewat celah gemilah kerangka berongga

selongsong pipa tebal terapit dua bola bergelantung pada rongga berlendir

Kupu - kupu telah keluar dari sangkar lambung

Namun tak terdapat satupun buah cair menyeruak dari hilir bibir

Skat pada barisan jemari yang kini menjadi problematika

Tertunduk teramat jauh dalam klise bayang fatamorgana

Mengreyitkan dahi seraya terpaku dalam bumi singgasana

Benarkah ini terjadi??

Benarkah titik ini menjadi awal problematika dan menjadi pelebur di masa depan nanti??

Bukan.. bukan pelebur yang menjadikan kami bersatu

Tetapi pelebur yang menjadikan kami semakin berpisah

Jauh.. jauh dalam kefanaan dunia

Seumpama air dan minyak yang selalu dipisahkan oleh garis lurus dalam bidang datar

Banyak hal yang terus melambung

Melulu terbang bersama keheningan jalur musim gugur

Seakan garis - garis horizontal yang terlontar tak lagi diperdulikan rangkaian hembus angin

Menari meliuk ke dalam gelombang nestapa kehidupan

Namun menjadi indah ketika terjatuh pada genangan air berdesir

Menggambarkan kehidupan baru sosok sang pujangga semu

Bersuara menyisit masih dalam gesekan daun musim gugur

Yang masih terpancang jelas pada tangkai hitam ringkih

Menunggu jatuh, kemudian mati dan membusuk

Hingga akhirnya kembali menyatu dengan tanah yang terdapat pada dataran luas

Yang mereka semua sebut.. BUMI..

E.R.L
dalam bisik semilir angin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar